Kelemahan Sistem Plat Nomor Ganjil-Genap di Jakarta

Tags

Untuk mengatasi dan mengurai kemacetan yang sudah semakin parah di jalanan Jakarta, pemerintah berencana untuk memberlakukan sistem plat nomor ganjil-genap. Rencana ini pertama kali diungkapkan oleh gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Sistem ini rencananya akan diberlakukan di jalanan-jalanan utama di kota Jakarta untuk meredam jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Namun meski belum diresmikan, sistem plat nomor ganjil-genap ini sudah menuai banyak pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada kalangan yang mendukungnya, namun juga tidak sedikit yang mengkritik dan menolak kebijakan ini. Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sendiri mengungkapkan jika penggunaan sistem ganjil-genap ini masih memerlukan beberapa kajian dan perundingan sebelum benar-benar digunakan.

Kelemahan Sistem Plat Nomor Ganjil-Genap di Jakarta

Sebenarnya sistem ganjil-genap ini juga pernah digunakan di beberapa kota besar di luar negeri. Namun kebanyakan pengunaan sistem ini, tidak ada yang benar-benar berhasil. Beberapa kota besar yang gagal menjalankan sistem plat nomor ganjil-genap antara lain Roma, Beijing, Mexico City dan Athena. Sistem plat nomor ini dirasa merugikan warga. Memang tak bisa disangkal jika sistem ganjil-genap ini memiliki beberapa kelemahan dan sisi negatif dalam segi penggunaannya. 
Berikut beberapa kelemahan penggunaan sistem plat nomor ganjil-genap :


1. Pemantauan yang Sulit

Untuk bisa menerapkan sistem plat nomor ganjil-genap ini, dibutuhkan pengawasan dan pemantauan penuh ke jalanan oleh petugas. Petugas-petugas yang berjaga harus jeli melihat plat nomor yang ada di kendaraan, apakah itu plat nomor ganjil atau plat nomor genap. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah karena jarak pandang yang bisa terhalang atau kendala lainnya. Meski pemerintah berencana menggunakan CCTV sebagai alat bantu, namun hal ini dirasa masih belum efektif dan belum maksimal.

2. Maraknya Pemalsuan dan Duplikasi Plat Nomor

Jika peraturan plat nomor ganjil-genap ini benar-benar diberlakukan di Jakarta, upaya pemalsuan dan duplikasi plat nomor oleh pengendara yang curang bisa dan akan sangat mungkin terjadi. Para pengendara curang ini mungkin bisa menyiapkan dua plat nomor, ganjil dan genap, yang akan digunakan bergantian sesuai dengan peraturan yang berlaku pada hari itu. Karena adanya kemungkinan tindakan pemalsuan plat nomor ini, sistem plat nomor ganjil-genap ini dirasa masih belum matang untuk diberlakukan di lapangan.

3. Kurangnya Sarana Transportasi

Peraturan sistem plat nomor ganjil-genap ini bertujuan untuk menekan jumlah kendaraan pribadi yang menggunakan akses jalan tiap harinya. Seharusnya, pemerintah juga menyiapkan sarana transportasi yang memadai sebagai alternatif jika tidak keluar dengan kendaraan pribadi. Namun faktanya, sarana transportasi di Jakarta masih dirasa belum layak dan jumlahnya juga masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya penduduk yang menetap di Jakarta.

4. Kemungkinan Penambahan Kendaraan Baru

Sistem plat nomor ganjil-genap nyatanya masih menimbulkan banyak celah yang bisa dimanfaatkan. Bagi keluarga yang kaya dan mampu, mereka bisa membeli kendaraan pribadi yang baru. Dengan begitu mereka memiliki dua kendaraan pribadi yang diberi plat nomor yang berbeda, ganjil dan genap. Hal ini membuat mereka bisa bepergian tiap harinya dengan berganti-ganti kendaraan sesuai giliran yang berlaku pada hari itu. Tentu kejadian semacam ini membuat peraturan sistem ganjil-genap seakan tidak berlaku lagi.


Itulah beberapa kelemahan peraturan sistem ganjil-genap yang rencananya akan diterapkan di jalanan-jalanan utama di kota Jakarta. Ada baiknya jika pemerintah harus mengkaji ulang peraturan ini dan memikirkannya dengan matang-matang. Dan andai jika rencana ini benar-benar harus diberlakukan dan diterapkan, maka pemerintah harus sudah siap untuk mengantisipasi dan meminimalisir segala kemungkinan-kemungkinan di atas yang bisa saja akan terjadi. Sekian berita nasional terbaru.


(zakipedia)

Mokhammad Zakky


EmoticonEmoticon